" " SUATU SAAT, AKAN DATANG BEBERAPA KELOMPOK ORANG YANG AKAN MEREKAYASA DANAU TOBA SEDEMIKIAN RUPA DEMI KEPENTINGAN MEREKA ! ! ! ! ! " "
Dari judul tulisan saya ini, boleh saja anda menjawab, "
sukak-sukak aku lah,
bodat !" Tapi saya harap, pertanyaan anda itu dilanjutkan dengan, "kalau aku putra daerah Toba, terus mau protes sama pemerintah pusat, kenapa rupanya ?" Nah, kalau begini kan saya bisa menjawab. Mari saya bawa anda menelaah satu per satu kata yang membentuk kalimat judul saya itu.
Pertama, kita berbicara tentang 'Putra'. Putra artinya anak laki-laki. Kalau dulu, Putra itu artinya anak laki-laki raja. Mungkin sempat terbesit di pikiran anda kalau putra identik dengan yang namanya 'putra-putri', namun beberapa dari anda mungkin sangsi karena Bahasa Indonesia tidak memementingkan jenis kelamin, seperti contohnya pada saudara dan saudari serta siswa dan siswi. Hal ini juga menghantarkan pikiran saya ke kalimat '
Boru Ni Raja' yang sering disebutkan kepada perempuan suku Batak. Namun, di dalam tulisan ini, yang saya maksud dengan 'Putra' adalah orang-orang yang ada di daerah Toba.
Lalu, kita bicara tentang 'Daerah'. Daerah hampir sama dengan lingkungan, bagian, tempat, kawasan, wilayah. Gampangnya, kalau di kehidupan sehari-hari, kata daerah sering disamakan dengan 'Tanah'. Misalnya dalam penggunaannya pada kalimat 'permasalahan pembebasan tanah'. Contoh lain adalah 'Tanah Batak'. Kalimat 'Tanah Batak' sebenarnya diartikan bukan hanya tanahnya, tetapi lebih kepada 'Daerah Batak'. Karena itu, ada unsur kekuasaan dan pemerintahan dalam kata 'Daerah'. Hal ini yang membuat hadirnya 'suasana sosial' berbeda tiap kali kita berpindah 'Daerah', bukan tanah. Pada tulisan ini, yang saya maksud dengan 'Daerah' adalah tempat-tempat yang yang didiami oleh manusia-manusia yang lahir di atas tanah di sekitar Danau Toba, ya, seluruh pinggiran Danau Toba.
Selanjutnya, kita bahas kata 'Toba'. Toba yang saya maksud adalah sebuah danau bernama Danau Toba. Di tengah danau tersebut ada juga Pulau Samosir dan beberapa pulau lainnya.
Kemudian, kita bahas kata 'Seharusnya'. Kata 'Seharusnya', identik dengan artian saran
gak ngaruh. Ya, saran yang diluncurkan kepada suatu keadaan dimana tidak ada lagi hal yang bisa diubah, dan kalaupun masih ada hal yang bisa diubah, tidak akan merubah keadaan tersebut. Kata 'Seharusnya' yang saya maksud pada tulisan ini menandakan bahwa tulisan saya ini, entah bagus tidak, tidak berguna ! Ya, tidak berguna bila tidak ada perubahan di lapangan, tulisan tinggal tulisan.
Selanjutnya kita bahas kata 'Tidak'. Kata 'Tidak' yang saya maksud di sini lebih kepada bahwa adanya sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Lalu, kita berbicara tentang kata 'Pantas'. Kata 'Pantas' yang saya maksud di sini adalah suatu keadaan yang butuh kelayakan. Sesuatu yang seharusnya dipikirkan terlebih dahulu, layak atau tidaknya. Kalaupun ada kelayakan, apakah sesuatu tersebut mesti dilakukan ? Itulah penjabaran kata 'Pantas' yang saya maksud pada tulisan ini dan judul tulisan ini.
Selanjutnya, kita bahas tentang kata 'Berteriak'. Beteriak adalah sebuah kegiatan mengeluarkan suara yang keras. Apa akibat dari suara yang keras ? Akibatnya adalah suara tersebut terdengar sampai jauh dan dapat terdengar oleh banyak pendengar. Untuk apa suara keras ? Karena suara tadi mengandung pesan, yang ingin dibalas, baik oleh kata-kata, baik dengan tindakan, maka suara harus dikeraskan. Alhasil, kegiatan 'Berteriak' ini akan menimbulkan semacam tindakan ,yang entah apalah itu, oleh beberapa pendengar. Kata 'Berteriak' yang saya maksud pada tulisan ini adalah penggunaan media massa dan pengerahan masaa untuk berdemonstrasi, tentang permasalahan Danau Toba.
Lalu, kita bahas tentang 'Minta'. Mungkin terbesit di pikiran anda anekdot yang berbunyi : "minta itu tidak sama dengan meminjam". Ya, betul memang. Karena kata 'Minta' identik dengan diberi, memohon, bahkan mengemis. Kata 'Minta' yang saya maksud pada tulisan ini adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi sedangkan kalau dia tidak melakukan apa-apa, maka ada sesuatu yang tidak bisa dicapainya.
Kemudian, kita bahas kata 'Tolong'. Kata 'Tolong' yang saya maksud pada tulisan ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan karena sedang membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesukaran yang membuatnya menderita.
Selanjutnya kita bahas 'Kepada'. Kata 'Kepada' pada tulisan ini menandakan adanya dua hal yang berada di dua tempat yang berbeda, namun memiliki hubungan, Hubungan tersebut memiliki arah, dan arah ini, seperti panah, yang dikatakan, pada tulisan ini dengan kata 'Kepada'.
Lalu, kita bahas tentang 'Pemerintah'. Mungkin terbesit di pikiran anda kalau yang dimaksud dengan pemerintah itu adalah tukang
nyuruh-nyuruh. Tapi pada tulisan ini, yang saya maksud dengan pemerintah adalah pihak-pihak yang berhak dan mampu mengelola dan mengurus sesuatu hal.
Kemudian, kita bahas kata 'Pusat'. Kata 'Pusat' yang saya maksud di tulisan ini adalah tempat dari mana suatu keputusan ,yang akan mempengaruhi cabang-cabang lainnya, diambil.
Selanjutnya, kita bahas 'Untuk'. Kata 'Untuk' yang saya maksud pada tulisan ini adalah untuk menunjukkan bahwa ada suatu tindakan yang memiliki alasan dan tujuan mengapa hal itu dilakukan.
Kemudian, kita bahas tentang kata 'Mengatasi'. Pada tulisan ini, yang saya maksud dengan kata 'Mengatasi' adalah adanya suatu hal yang dapat melampaui suatu hal lainnya, misalnya lewat mengendalikan dengan tindakan.
Selanjutnya, kita bahas ' Permasalahan'. Kata 'Permasalahan' yang saya maksud pada tulisan ini adalah bahwa ada banyak masalah, ya, ada lebih dari satu masalah.
Menurut yang ada di Wikipedia,
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi
oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut
dikelilingi oleh daratan. Sedangkan Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Toba sendiri terkadang identik di telinga dengan nama Toba Samosir, sebuah daerah pemerintahan di Pulau Sumatera.