Sunday, July 13, 2014

H-3 PENGUMUMAN HASIL SBMPTN

Kalau suaranya DUG DUG DUG . . . di kala senja tiba, itu pertanda sudah boleh berbuka puasa. Tapi kalau suaranya DAG DIG DUG DAG DIG . . . di tengah malam, itu bisa jadi suara detak jantung dari peserta SBMPTN. 

H-3 PENGUMUMAN SBMPTN

Dalam postingan saya yang pertama, saya menceritakan tentang pengalaman pertama saya mengikuti ujian SBMPTN. Penngalaman pertama ? Hmmm... Memangnya ada yang kedua nih ? Haha, bisa jadi iya, bila saya tidak lulus kali ini, tahun ini.
Terkadang saya merasa rendah diri. Kenapa ? Karena saya merasa masih banyak orang yang belajar lebih giat dan lebih lama, lantas, kenapa harus aku yang diterima ?
Memang, banyak teman saya yang tidak percaya kalau kelak saya mampu mendapatkan satu kursi di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) lewat jalur SBMPTN. Tapi saya tetap ngotot bahwa : YES ! I ABSOLUTELY CAN !  Saat mereka mengatakan 'cuiihh' atau pun 'hoooeeekkk' sambil mendongkakkan kepala mereka terhadap saya, tapi saya hanya membalas dengan kalimat : "KEPERCAYAAN AKU KALAU KAMU BISA, SAMA BERSARNYA DENGAN KEPERCAYAAN AKU TERHADAP KEMAMPUANKU SENDIRI, KUHARAP KAU PUN BEGITU !" 
Memangnya apa sih jurusan-jurusan yang aku pilih ? Salah satu dari tiga pilihan saya adalah prodi (program studi) yang passing gradenya berada di urutan 3-5 tertinggi di Indonesia menurut beberapa bimbel di kota Medan. 

BUKAN YANG PERTAMA KALI 

Iya, bukan pertama kalinya saya diragukan oleh banyak orang seperti ini. Bahkan bapakku sendiri sering mengatakan "boi do ho songon si aha i na boi i?" yang artinya "bisakah kamu seperti orang yang bisa itu ?" mungkin agak janggal bila diartikan di dalam Bahasa Indonesia. Tapi kurang lebih maksudnya adalah menyindir dan membandingkan. Bukannya tanpa alasan, saya sudah sering gagal dalam ujian ataupun tugas sederhana dari ayah saya.
Pernah Bill Gates menyatakan bahwa kita tidak boleh membandingkan diri kita dengan orang lain karena itu sama saja dengan merendahkan atau menyindir diri sendiri. Itu artinya, bila kita ingin menyindir dan merendahkan orang lain, bandingkanlah dia dengan orang lain ! Namun tentunya dengan orang lain yang lebih hebat daripada sasaran hinaan kita.
Namun, pengalaman saya saat lulus SD dan ingin melamar (ciiee.. gak jomblo, ngelamar, kapan nikah?) ke sekolah SMP. Saya memilih SMP yang bonafide di kota Medan. Anggapan dari beberapa teman-teman saya langsung wuudduuhhhhh.. wuudduuhhhhh. Maklum bukan anak langganan ranking 3 besar. Perkataan beberapa dari mereka sebelum saya diterima, cenderung kompetitif, walau agak menyindir, yang paling halus yaitu,"ke sana itu berat loh ! macam kau yakin bisa masuk ? kami yakin kamu masuk karena badanmu yang lomok lomok itu kan lebih berat lagi."  Tapi, setelah mereka tahu saya diterima, mereka masih berkata "kok bisa ya ?" Tapi saya yakin, dengan apa hasil yang mereka dapatkan saat itu, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka tepuk tangan ! 

PELAJARAN YANG SAYA AMBIL

Ada pelajaran yang saya ambil dari saat itu. Lebih baik kita merendah. Karena siapa yang merendahkan hatinya, dirinya akan ditinggikan. Kebalikannya, siapa yang meninggikan hatinya, dirinya akan direndahkan. Sejak saat itu pula saya sadar, agar dalam setiap hasil, baik berhasil maupun gagal, yang saya dapati, saya mengingat saat itu. Ketika saya berhasil, saya ingat bahwa saya pernah gagal. Karena itu, saya tidak akan menghina orang yang gagal, terlebih bila saya dan dia atau mereka berada di perlombaan yang sama. Apalagi , kalau saya gagal, saya akan berkata "ahh sekali gagal aja kok, berapalah itu, waktu itu juga pernah gagal, toh bisa berhasil lagi !"

Sekian dulu dari saya untuk postingan ini. Terimakasih Bill Gates ! Terimakasih pembaca !
Sekian dan terimakasih ! 

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home