Saturday, February 6, 2016

BIOSANDFILTER dan AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT




                Kebanyakan orang pasti sudah tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. Ya, itu benar. Karena, tanpa air, manusia tidak dapat hidup dalam waktu lama. Bukan hanya manusia, mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan juga punya batas waktu untuk hidup tanpa air.
                Namun, bila airnya sudah ada tersedia bagi manusia, timbul lagi permasalahan lain. Yaitu tentang apakah air yang tersedia itu sudah bersih ? Kata ‘bersih’ sendiri kedengaran kurang tepat dalam hal ini. Tetapi kata yang lebih tepat adalah ‘layak konsumsi’. Hal ini mengingat kalau air bersih bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti mandi dan mencuci pakaian. Kalau air layak minum, berarti airnya layak untuk diminum. Begitupun air layak konsumsi, adalah air yang sudah layak untuk dikonsumsi, khususnya untuk manusia.
                Tantangan muncul ketika manusia berada di daerah yang tidak meiliki air layak konsumsi atau paling tidak, akses untuk ke air layak konsumsi. Umumnya, sangat tidak mungkin untuk memindahkan manusia dalam jumlah banyak dari daerah yang tidak memiliki sumber air yang layak konsumsi. Biasanya, manusia membuat air yang bersih akan disalurkan dari sumbernya ke tempat-tempat seperti daerah pedalamam. Lalu, di daerah pedalaman tersebut, air bersih itu diolah lagi agar menjadi air layak konsumsi. Hal ini sudah dilalkukan di berbagai daerah di berbagai Negara di dunia.
                Masalah muncul kembali ketika ada daerah yang memang benar-benar, dengan cara kerekayasaan dan keteknikan apapun, tidak dapat memiliki suplai air bersih. Terlebih lagi, air layak konsumsi. Biasanya hal ini terjadi di daerah pedalaman. Daerah dimana curah hujan rendah, jauh dari sungai, pantai, dan mata air. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan pengiriman air bersih secara rutin ke daerah tersebut. Di daerah pedalaman yang seperti itu juga seharusnya dibangun tempat untuk mengolah air menjadi air yang layak minum. Selain itu, juga harus dibangun tempat untuk menyimpan air, cadangan air. Hal ini dilakukan untuk menjaga-jaga apabila suplai air yang dikirim tidak dating ke daerah tesebut.
                Bagaimana bila di sebuah daerah pedalaman, ada sumber air, mata air, tetapi tidak layak konsumsi ? Hal yang yang jadi masalah adalah masyarakat yang ada di sana mengonsumsi air itu. Merka bisa saja beranggapan kalau air yang langsung dari mata air adalah air layak konsumsi. Padahal, jika diuji, belum tentu air yang dari mata air itu layak konsumsi. Hal ini dapat berefek pada rendahnya kualitas kesehatan masyarakat di daerah tersebut dengan daerah lain yang mengonsumsi air yang layak konsumsi. Lalu, bagaimana solusinya ?  Apakah harus dilakukan pengiriman air sebelumnya seperti pada tempat-tempat sebelumnya yang memang benar-benar tidak memiliki mata air ? Jawabannya adalah tidak. Karena lebih baik unit pengolah air menjadi air yang layak konsumsi dibangun di mata air yang airnya tidak layak konsumsi itu. Tujuan awalnya tetap adalah agar masyarakat terjaga kesehatannya.
                Biosand filter atau penyaringan dengan pasir adalah sebuah sistem yang berguna ntuk menjernihkan air. Cara kerja biosand filter yang paling sederhana adalah dengan menyaring (menghambat laju gerak) benda-benda asing yang membuat air menjadi tidak layak konsumsi. Artinya, dalam sistem yang paling sederhana ini, hanya benda-benda yang ukurannya lebih besar dari ukuran penyaring yang tidak bisa lewat biosand filter paling sederhana ini.
Biosand filter sendiri umumnya terdiri dari beberapa bagian. Salah satunya adalah bagian atau lapisan yang berfungsi untuk menyaring dengan cara menangkap dan membunuh mikroorganisme. Bagian atau lapisan ini biasanya bisa dilepaskan dari sistem utamanya. Hal ini dikarenakan bakteri atau mikroorgaisme bisa tumbuh di bagian atau lapisan ini. Selanjutnya, biasanya ada lapisan pasir yang berguna untuk menyaring benda-benda asing yang lewat atau lolos dari penyaringan mikroorgaisme. Salah satunya adalah bangkai dari mikroorgaisme tersebut. Kalau benda-benda asing yang berukuran besar, biasanya sudah tidak bisa lewat pada lbagian atau lapisan anti-mikroorganisme dan lapisan atau bagian pasir ini. Kalaupun ada mikroorganisme yang ‘terjebak’ dalam lapisan rapat ini biasanya akan mati karena tidak menerima sinar matahari dan udara. Lalu, biasanya ada lapisan batuan dan kerikil yang ukurannya makin ke bawah makin kecil. Bagian atau lapisna ini berguna untuk membiarkan air mengalir ke sistem lainnya, misalnya, lewat pipa.
                Salah satu organisasi yang membuat dan menyebarkan biosand filter ini adalah H20 Community. H20 Community ini berasal dari negara Australia. Namun mereka sudah menyebarkan sistem biosandfilter hingga ke luar Australia. Salah satunya adalah di Myanmar, dimana ada suatu daerah dimana masyarakatnya meminum air yang tidak layak konsumsi sehingga tingkat kesehatan mereka diragukan. Karena itu, Community H20 membangun biosandfilter  di daerah itu. Contoh lainnya adalah di Yayasan Soposurung di Sumatera Utara, Indonesia. Namun, kalau boleh jujur, yang paling membuat penulis terkagum-kagum adalah biosandfilter  hasil buatan Institut Teknologi Del dan Community H2O.  Biosandfilter yang terakhir disebut terdapat di kampus Institut Teknologi Del di Sitoluama. Mr. Steve, salah satu tokoh di dalam Community H20, juga langsung dating ke kampus IT Del di Sitoluama.
Perlu diperhatikan juga, kalau di daerah-daerah lain, seperti daerah dekat tempat pembuangan atau penumpukan sampah masyarakat dalam jumlah besar, tingkat kelayak-minuman air sedikit banyak diragukan. Pasalnya, bila kita ambil contoh yaitu bola lampu yang pecah, yang memiliki zat-zat penyerang saraf, terdapat di tempat pembuangan sampah. Di pertambangan juga terdapat mikroorganisme dan material yang membuat air menjadi tidak layak konsumsi.
Dalam beberapa kali praktik penggunaan sistem biofilter ini, telah disimpulkan bahwa air hasil biosandfilter ini tersebut sebaiknya sudah diminum sebelum 24 jam setelah keluar dari sistem biosand filter. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan sistem biosand filter tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Memang benar kalau sistem biosand filter mengandalkan pasir, kerikil dan batu sebagai penyaring air menjadi air layak konsumsi. Namun, biarpun begitu, sistem ini, bila desebarluaskan ke daerah-daerah pedalaman, akan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat di sana.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home