BIOSANDFILTER dan AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT
Kebanyakan
orang pasti sudah tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. Ya, itu benar.
Karena, tanpa air, manusia tidak dapat hidup dalam waktu lama. Bukan hanya
manusia, mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan juga punya batas waktu
untuk hidup tanpa air.
Namun,
bila airnya sudah ada tersedia bagi manusia, timbul lagi permasalahan lain.
Yaitu tentang apakah air yang tersedia itu sudah bersih ? Kata ‘bersih’ sendiri
kedengaran kurang tepat dalam hal ini. Tetapi kata yang lebih tepat adalah ‘layak
konsumsi’. Hal ini mengingat kalau air bersih bisa digunakan untuk
kegiatan-kegiatan seperti mandi dan mencuci pakaian. Kalau air layak minum,
berarti airnya layak untuk diminum. Begitupun air layak konsumsi, adalah air
yang sudah layak untuk dikonsumsi, khususnya untuk manusia.
Tantangan
muncul ketika manusia berada di daerah yang tidak meiliki air layak konsumsi
atau paling tidak, akses untuk ke air layak konsumsi. Umumnya, sangat tidak
mungkin untuk memindahkan manusia dalam jumlah banyak dari daerah yang tidak
memiliki sumber air yang layak konsumsi. Biasanya, manusia membuat air yang
bersih akan disalurkan dari sumbernya ke tempat-tempat seperti daerah
pedalamam. Lalu, di daerah pedalaman tersebut, air bersih itu diolah lagi agar
menjadi air layak konsumsi. Hal ini sudah dilalkukan di berbagai daerah di
berbagai Negara di dunia.
Masalah
muncul kembali ketika ada daerah yang memang benar-benar, dengan cara
kerekayasaan dan keteknikan apapun, tidak dapat memiliki suplai air bersih.
Terlebih lagi, air layak konsumsi. Biasanya hal ini terjadi di daerah
pedalaman. Daerah dimana curah hujan rendah, jauh dari sungai, pantai, dan mata
air. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan pengiriman air bersih secara rutin
ke daerah tersebut. Di daerah pedalaman yang seperti itu juga seharusnya dibangun
tempat untuk mengolah air menjadi air yang layak minum. Selain itu, juga harus
dibangun tempat untuk menyimpan air, cadangan air. Hal ini dilakukan untuk
menjaga-jaga apabila suplai air yang dikirim tidak dating ke daerah tesebut.
Bagaimana
bila di sebuah daerah pedalaman, ada sumber air, mata air, tetapi tidak layak
konsumsi ? Hal yang yang jadi masalah adalah masyarakat yang ada di sana
mengonsumsi air itu. Merka bisa saja beranggapan kalau air yang langsung dari
mata air adalah air layak konsumsi. Padahal, jika diuji, belum tentu air yang
dari mata air itu layak konsumsi. Hal ini dapat berefek pada rendahnya kualitas
kesehatan masyarakat di daerah tersebut dengan daerah lain yang mengonsumsi air
yang layak konsumsi. Lalu, bagaimana solusinya ? Apakah harus dilakukan pengiriman air
sebelumnya seperti pada tempat-tempat sebelumnya yang memang benar-benar tidak
memiliki mata air ? Jawabannya adalah tidak. Karena lebih baik unit pengolah
air menjadi air yang layak konsumsi dibangun di mata air yang airnya tidak
layak konsumsi itu. Tujuan awalnya tetap adalah agar masyarakat terjaga
kesehatannya.
Biosand filter atau penyaringan dengan
pasir adalah sebuah sistem yang berguna ntuk menjernihkan air. Cara kerja biosand filter yang paling sederhana
adalah dengan menyaring (menghambat laju gerak) benda-benda asing yang membuat
air menjadi tidak layak konsumsi. Artinya, dalam sistem yang paling sederhana
ini, hanya benda-benda yang ukurannya lebih besar dari ukuran penyaring yang
tidak bisa lewat biosand filter paling
sederhana ini.
Biosand
filter sendiri umumnya terdiri dari beberapa
bagian. Salah satunya adalah bagian atau lapisan yang berfungsi untuk menyaring
dengan cara menangkap dan membunuh mikroorganisme. Bagian atau lapisan ini
biasanya bisa dilepaskan dari sistem utamanya. Hal ini dikarenakan bakteri atau
mikroorgaisme bisa tumbuh di bagian atau lapisan ini. Selanjutnya, biasanya ada
lapisan pasir yang berguna untuk menyaring benda-benda asing yang lewat atau
lolos dari penyaringan mikroorgaisme. Salah satunya adalah bangkai dari
mikroorgaisme tersebut. Kalau benda-benda asing yang berukuran besar, biasanya
sudah tidak bisa lewat pada lbagian atau lapisan anti-mikroorganisme dan lapisan atau bagian pasir ini. Kalaupun ada
mikroorganisme yang ‘terjebak’ dalam lapisan rapat ini biasanya akan mati
karena tidak menerima sinar matahari dan udara. Lalu, biasanya ada lapisan
batuan dan kerikil yang ukurannya makin ke bawah makin kecil. Bagian atau
lapisna ini berguna untuk membiarkan air mengalir ke sistem lainnya, misalnya,
lewat pipa.
Salah
satu organisasi yang membuat dan menyebarkan biosand filter ini adalah H20 Community. H20 Community ini berasal
dari negara Australia. Namun mereka sudah menyebarkan sistem biosandfilter hingga ke luar Australia.
Salah satunya adalah di Myanmar, dimana ada suatu daerah dimana masyarakatnya
meminum air yang tidak layak konsumsi sehingga tingkat kesehatan mereka
diragukan. Karena itu, Community H20 membangun biosandfilter di daerah itu.
Contoh lainnya adalah di Yayasan Soposurung di Sumatera Utara, Indonesia.
Namun, kalau boleh jujur, yang paling membuat penulis terkagum-kagum adalah biosandfilter hasil buatan Institut Teknologi Del dan Community
H2O. Biosandfilter
yang terakhir disebut terdapat di kampus Institut Teknologi Del di
Sitoluama. Mr. Steve, salah satu tokoh di dalam Community H20, juga langsung
dating ke kampus IT Del di Sitoluama.
Perlu
diperhatikan juga, kalau di daerah-daerah lain, seperti daerah dekat tempat
pembuangan atau penumpukan sampah masyarakat dalam jumlah besar, tingkat
kelayak-minuman air sedikit banyak diragukan. Pasalnya, bila kita ambil contoh
yaitu bola lampu yang pecah, yang memiliki zat-zat penyerang saraf, terdapat di
tempat pembuangan sampah. Di pertambangan juga terdapat mikroorganisme dan
material yang membuat air menjadi tidak layak konsumsi.
Dalam beberapa
kali praktik penggunaan sistem biofilter ini,
telah disimpulkan bahwa air hasil biosandfilter
ini tersebut sebaiknya sudah diminum sebelum 24 jam setelah keluar dari
sistem biosand filter. Hal ini
kemungkinan besar dikarenakan sistem biosand
filter tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Memang benar kalau sistem biosand filter mengandalkan pasir,
kerikil dan batu sebagai penyaring air menjadi air layak konsumsi. Namun,
biarpun begitu, sistem ini, bila desebarluaskan ke daerah-daerah pedalaman,
akan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat di sana.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home