Saturday, February 6, 2016

MEREKAYASA ANGKA MENJADI SENI




                Dalam hal kesenian, yang biasa digunakan sebagai sumber latar belakang dalam menghasilkan suatu karya seni bisa apa saja. Sebut saja keindahan alam, eksotisme flora, tingkah laku fauna di alam bebas, bencana alam, dan yang terutama adalah rasa syukur kepada Tuhan. Tetapi, kreatifitas mendorong beberapa individu atau kelompok untuk menenmukan sumber-sumber baru untuk dijadikan bahan utama dalam penempaan karya seni mereka. Beberapa di antaranya, bagi sebagian orang, terlihat aneh. Misalnya pemakaian lampu dan baterainya pada baju. Beberapa lagi, untuk beberapa orang,  terdengar kurang pantas untuk diperdengarkan. Katakan saja karya seni berupa lagu yang mengandung lirik kebebasan. Namun, bagaimana bila sebuah karya seni dilahirkan lewat perpaduan secara langsung dari hal-hal berbau ilmiah, teknologi mutakhir, sistem komputer terbaru, dan yang paling penting, bisa untuk mengisi pundi-pundi rezeki ? Hal ini patut untuk disimak lebih lanjut.
                Salah satu contoh keberhasilan dari perpaduan antara seni, teknologi, dan sains ialah Batik Fractal. Dengan mendengar namanya saja, orang bisa salah sangka kalau batik yang satu ini adalah buatan luar negeri. Jangan-jangan, pihak asing telah terlebih dahulu menghasilkan uang lewat memadukan hal-hal ilmiah, seni, dan teknologi ke dalam batik Indonesia ! Batik Fractal adalah semacam spesies batik yang lumayan baru, kalau boleh dibilang terkini, yang dilahirkan oleh sistem perangkat lunak komputer mutakhir dan berbagai rumus matematika. Walaupun demikian, Batik Fractal sendiri tetap dibuat oleh tangan-tangan para pengerajin. Pengerajin dan pengerjaan Batik Fractal ini ada dimana ? Pengerjaan Batik Fractal dari hulu hingga hilir semuanya berada di Indonesia tanpa terkecuali .
                Adalah Nancy, seorang perepuan Indonesia, yang menjadi salah satu pencetus munculnya Batik Fractal ini. Kesukaannya akan berbagai karya seni serta pengetahuannya akan dunia mode dan busana ,seperti batik, telah ada di dalam dirinya sebelum pertemuannya dengan dua orang penting lainnya di balik awal kemunculan Batik Fractal. Pertemuan Nancy dengan seorang arsitek yang ingin menamatkan studi S-2 di ITB Bandung dan pembimbing  matematika dari sang arsitek yang memang mahir matematika, adalah awal mula dari kelahiran Batik Fractal. Singkat cerita, berbagai rumus, persamaan, dan model matematika yang dimunculkan oleh perangkat lunak komputer, yang sebenarnya adalah untuk sebuah studi dalam arsitektur, terlihat seperti karya seni bagi mereka. Karya seni apakah gerangan ? Nancy menyatakan bahwa beliau terngat akan batik taktala melihat hasil rekayasa gambar dari persamaan-persamaan matematika oleh perangkat lunak komputer tersebut. Lalu, merekapun mulai mengembangkan bisnis yang berdasarkan Batik Fractal ini. Salah satunya adalah lewat penjualan pernagkat lunak yang bisa diopersaikan untuk membuat desain Batik Fractal, yang kemudian akan dicetak dan dikikuti alur dan titiknya oleh pembuat batik.
                Konon, Batik Fractal telah memenangkan berbagai perlombaan di dalam dunia mode dan busana. Batik Fractalpun sudah tidak lagi menjadi jiwa di dalam busana baju saja. Kini, batik Fractal telah digunakan untuk desain-desain mulai dari sepatu hingga gedung. Ini adalah wujud dari perkembangan teknologi yang mendorong perluasan bagi diberlakukannya seni ke dalam berbagai hal. Bila dahulu kala batik adalah bagian dari busana, maka kini, seiring dengan berkembangnya kebudayaan orang Indonesia, batik seperti Batik Fractal akan dapat diterapkan pada desain interior dan eksterior bangunan.
                Penggunaan matematika, dan fisika serta hal-hal tentang sains bukanlah ha lasing lagi bagi para pelaku seni pada umumnya. Bagi sebagian dari kita, mungkin sudah pernah mencoba menghasilkan nada-nada music berdasarkan panjang gelombang, gema, dan desah yang dihasilkan lewat persamaan-persamaan matematika lewat perangkat lunak musik komputer. Ini baru dalam hal karya seni berupa music. Di dalam bentuk-bentuk karya seni lainnya, penerapan matematika dan sains juga tidak kalah serunya.
                Dalam pembuatan film animasi dan kartun masa kini, tidak perlu ditanya lagi tentang penggunaan teknologi dan matematikanya. Namun yang sering membuat para penikmat film menjadi antara percaya dan tidak percaya adalah film-film yang menyampurkan dunia nyata dengan dunia buatan berupa animasi komputer. Misalkan saja, ada film yang memasukkan manusia nyata ke dalam latar dan lingkungan yang berupa animasi komputer. Ada juga film yang memasukkan animasi-animasi buatan komputer ke dalam latar dan lingkungan nyata. Hal ini juga dapat dilakukan lewat perpaduan seni, teknologi, dan sains, sama seperti music yang dihasilkan dari perangkat lunak pembuat musik di komputer. Karya seni berupa film dan lagu hasil rekayasa komputer, sama seperti Batik Fractal juga bisa dipastikan telah menghasilkan uang bagi pihak yang memproduksinya. Inilah buktinya nyata bahwa perpaduan secara langsung dari hal-hal berbau ilmiah, teknologi mutakhir, sistem komputer terbaru, dan yang paling penting, bisa untuk mengisi pundi-pundi rezeki, benar-benar ada di sekitar kita.
                Terimakasih untuk Batik Fractal yang telah mendunia dan mengharumkan nama bangsa.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home