Saturday, February 6, 2016

ARTIFICIAL INTELLIGENCE dan INDUSTRIALISASI DI MASA DEPAN




            Atificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah wujud dari keinginan manusia untuk melampaui batasan-batasan yang ada dalam rangka mengelola sumber daya. Tidak bisa dipungkiri pula, sudah banyak pihak yang mengkhawatirkan sifat AI yang bisa mencelakai manusia. Kekahawatiran itu sedikit banyak tertuang dalam cerita-cerita fiksi seperti film Terminator misalnya. Namun, sebenarnya, kecerdasan buatan itu tetaplah sebuah perwujudan dari keinginan manusia untuk melampaui batasan-batasan yang ada pada dirinya.
            Adalah benarnya bila dikatakan bahwa AI adalah upaya manusia untuk menciptakan manusia dalam wujud selain manusia. Juga ada benarnya kalau AI adalah hasil contekan manusia oleh berdasarkan manusia itu sendiri. Lewat film-film yang bertemakan AI yang menguasai dunia, serta kemajuan teknologi pertahanan dalam alat-alat utama sistem persenjataan di dunia nyata, tidak salah bila kita merasa was-was. Hal ini dibenarkan karena memang pada awalnya, memang hal itu lah yang terjadi. Kemampuan mengaplikasikan ilmu mekanika dan matematika, digunanakan oleh manusia untuk membuat alat-alat dengan mesin yang dijalankan oleh sistem yang direkayasa sedemikian rupa untuk berpikir manusiawi.
Sedikit kembali ke awal munculnya AI, AI sendiri adalah hasil rekayasa manusia. Diawali dengan alat penghitung. Lalu dilanjutkan dengan mesin dalam wujud kalkulator. Setelah itu komputer. Lalu, kini, semua negara, lewat berbagai oraganisasi dengan berbagai kepentingan, berlomba-lomba menerapkan dan memasukkan sistem AI ke dalam berbagai hal. Niscaya, kelak, berbagai benda dan alat yang dekat dengan kita, akan menjadi lebih manusiawi dan berotak. Bahkan, bukannya mimpi belaka kalau nantinya manusia akan mengupayakan alat-alat yang mimiliki otak, tetapi kali ini terutama kali bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia semata. Tetapi, kelak AI akan diaplikasikan dalam pemenuhan kebutuhan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Hal ini akan memulai ‘Industrialisasi Terhadap Kecerdasan Buatan’ yang  bisa dikatakan bermula pada pengaplikasian AI secara besar-besaran oleh semua negara tanpa terkecuali. Hal ini adalah cikal bakal dalam penggunaan energi yang tidak berasal dari tenaga manusia atau hewan, tetapi yang berasal dari sumber-sumber yang masih tergolong ekstrem dan berbahaya kini, dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pada era itu, pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin bersumber-tenaga tinggi akan memiliki daya produksi dan kecepatan produksi yang lebih cepat daripada tempat-tempat produksi yang menghasilkan produk serupa, tetapi mengandalkan tenaga manusia dan hewan.
            Industrialisasi AI ini secara global, sebenarnya, akan diakui dan dilakukan oleh semua negara . Industrialisasi ini berpengaruh besar terhadap bidang sandang, pangan, pengolahan sumber daya alam, transportasi, kebijakan-kebijakan ekonomi, dan struktur sosial. Kehidupan manusia akan leBih terfokus kepada hal-hal yang berbau mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sedangkan hal-hal dan pekerjaan yang sudah biasa dan menjadi keharusan seorang manusia untuk melakukannya, akan ditinggalkan. Alasannya adalah karena seorang manusia terlalu berharga untuk melakukan hal-hal tersebut.
Pakaian, setelah industrialisasi AI masuk ke ranah produksi bidang sandang, dapat diperoleh dengan lebih mudah. Hal ini dikarenakan pakaian sudah dapat diproduksi secara massal dalam waktu yang lebih cepat. Pakaian-pakaian hasil produksi industry tekstil inilah yang dikirim untuk diperjualbelikan di seantero dimanapun ada manusia dan hewan. Pakaian-pakaian tersebut, bukan hanya sebagai penutup aurat seperti pada zaman Kitab Kejadian, tetapi juga sudah manusiawi dan berotak. Jadi intinya, manusia akan mengenakan manusia lainnya.
Dalam bidang pangan, setelah dimasuki industrialisasi, terjadi peningkatan produksi pangan. Hal ini dikarenakan produksi pangan sudah dilakukan mengunakan mesin. Penggunaan mesin mengakibatkan efisiensi produksi dan kualitas pangan meningkat. Sebagai contoh, penggunaan mesin dapat memberi keleluasaan berupa waktu bagi manusia untuk melupakan kegiatan bertani dan mengalihkan perhatian ke arah bidang penelitian pangan. Hal ini jelas sangat berarti besar untuk negara manapun di dunia ini.
Dalam hal pengolahan sumber daya alam, misalnya logam, berbagai sistem dan mekanisme digunakan untuk mengolah logam mentah menjadi barang-barang hasil industri yang lebih berguna bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan kehadiran mesin-mesin dengan otak yang bisa mengonversi bahan-banhan berbahaya menjadi menjadi energy besar. Hal ini membuat pengolahan logam-logam menjadi bisa dilakukan dalam skala lebih besar.
Peningkatan kemampuan produksi logam lewat industri logam dan adanya dorongan untuk menjual barang-barang hasil industri tekstil ke negara-negara jajahannya, mendorong berbagai negara  untuk melakukan suatu terobosan. Terobosan ini adalah penggunaan alat-alat tranportasi yang bersifat pengangkut massal dan berkecepatan tinggi.  Memang, pada awalnya, negara-negara maju, yang juga sudah mengalami industrialisasi setelah Inggris pada 1760 silam, kurang percaya pada konsep angkutan massal berkecepatan tinggi yang terlebih legi bermesinkan bahan-bahan berbahaya yang masih kurang dapat dikontrol. Tetapi, pada akhirnya, semua negara akan  menjadi pengguna moda transportasi ini, entah itu terbang, merayap, menyelam, terapung, ataupun yang singgah di orbit planet. Moda-moda tranportasi ini kemudian dibuat dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai kegiatan. Misalnya, kapal perang, kapal dagang, kapal untuk melakukan ekspedisi, dan kapal pengangkut manusia. Industri logam dan industri mesin juga melahirkan sebuah sistem transportasi darat yang baru, yaitu kereta api bermesin uap. Tujuannyapun sudahtidak terbatas di planet bumi semata. Hal ini dikarenakan alat-alat transportasi tersebut sudah menjadi pakar dalam memperhitungkan bahaya.
Tidak bisa dipungkiri, kemajuan dalam bidang tranportasi setelah dimasuki AI inilah yang akan menjadi tonggak awal bagi tersebarnya kebudayaan manusia ke berbagai planet. Kelak, di sana, manusia akan kembali membangun industri untuk tetap memproduksi AI.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home