ARTIFICIAL INTELLIGENCE dan INDUSTRIALISASI DI MASA DEPAN
Atificial
Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah wujud dari keinginan manusia
untuk melampaui batasan-batasan yang ada dalam rangka mengelola sumber daya.
Tidak bisa dipungkiri pula, sudah banyak pihak yang mengkhawatirkan sifat AI
yang bisa mencelakai manusia. Kekahawatiran itu sedikit banyak tertuang dalam
cerita-cerita fiksi seperti film Terminator misalnya. Namun, sebenarnya,
kecerdasan buatan itu tetaplah sebuah perwujudan dari keinginan manusia untuk
melampaui batasan-batasan yang ada pada dirinya.
Adalah
benarnya bila dikatakan bahwa AI adalah upaya manusia untuk menciptakan manusia
dalam wujud selain manusia. Juga ada benarnya kalau AI adalah hasil contekan
manusia oleh berdasarkan manusia itu sendiri. Lewat film-film yang bertemakan
AI yang menguasai dunia, serta kemajuan teknologi pertahanan dalam alat-alat
utama sistem persenjataan di dunia nyata, tidak salah bila kita merasa was-was.
Hal ini dibenarkan karena memang pada awalnya, memang hal itu lah yang terjadi.
Kemampuan mengaplikasikan ilmu mekanika dan matematika, digunanakan oleh
manusia untuk membuat alat-alat dengan mesin yang dijalankan oleh sistem yang
direkayasa sedemikian rupa untuk berpikir manusiawi.
Sedikit
kembali ke awal munculnya AI, AI sendiri adalah hasil rekayasa manusia. Diawali
dengan alat penghitung. Lalu dilanjutkan dengan mesin dalam wujud kalkulator.
Setelah itu komputer. Lalu, kini, semua negara, lewat berbagai oraganisasi
dengan berbagai kepentingan, berlomba-lomba menerapkan dan memasukkan sistem AI
ke dalam berbagai hal. Niscaya, kelak, berbagai benda dan alat yang dekat
dengan kita, akan menjadi lebih manusiawi dan berotak. Bahkan, bukannya mimpi
belaka kalau nantinya manusia akan mengupayakan alat-alat yang mimiliki otak,
tetapi kali ini terutama kali bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia semata.
Tetapi, kelak AI akan diaplikasikan dalam pemenuhan kebutuhan hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
Hal
ini akan memulai ‘Industrialisasi Terhadap Kecerdasan Buatan’ yang bisa dikatakan bermula pada pengaplikasian AI
secara besar-besaran oleh semua negara tanpa terkecuali. Hal ini adalah cikal
bakal dalam penggunaan energi yang tidak berasal dari tenaga manusia atau
hewan, tetapi yang berasal dari sumber-sumber yang masih tergolong ekstrem dan
berbahaya kini, dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pada era itu,
pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin bersumber-tenaga tinggi akan
memiliki daya produksi dan kecepatan produksi yang lebih cepat daripada
tempat-tempat produksi yang menghasilkan produk serupa, tetapi mengandalkan
tenaga manusia dan hewan.
Industrialisasi
AI ini secara global, sebenarnya, akan diakui dan dilakukan oleh semua negara .
Industrialisasi ini berpengaruh besar terhadap bidang sandang, pangan,
pengolahan sumber daya alam, transportasi, kebijakan-kebijakan ekonomi, dan
struktur sosial. Kehidupan manusia akan leBih terfokus kepada hal-hal yang
berbau mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sedangkan hal-hal
dan pekerjaan yang sudah biasa dan menjadi keharusan seorang manusia untuk
melakukannya, akan ditinggalkan. Alasannya adalah karena seorang manusia
terlalu berharga untuk melakukan hal-hal tersebut.
Pakaian,
setelah industrialisasi AI masuk ke ranah produksi bidang sandang, dapat
diperoleh dengan lebih mudah. Hal ini dikarenakan pakaian sudah dapat
diproduksi secara massal dalam waktu yang lebih cepat. Pakaian-pakaian hasil
produksi industry tekstil inilah yang dikirim untuk diperjualbelikan di
seantero dimanapun ada manusia dan hewan. Pakaian-pakaian tersebut, bukan hanya
sebagai penutup aurat seperti pada zaman Kitab Kejadian, tetapi juga sudah
manusiawi dan berotak. Jadi intinya, manusia akan mengenakan manusia lainnya.
Dalam
bidang pangan, setelah dimasuki industrialisasi, terjadi peningkatan produksi
pangan. Hal ini dikarenakan produksi pangan sudah dilakukan mengunakan mesin.
Penggunaan mesin mengakibatkan efisiensi produksi dan kualitas pangan
meningkat. Sebagai contoh, penggunaan mesin dapat memberi keleluasaan berupa waktu
bagi manusia untuk melupakan kegiatan bertani dan mengalihkan perhatian ke arah
bidang penelitian pangan. Hal ini jelas sangat berarti besar untuk negara
manapun di dunia ini.
Dalam
hal pengolahan sumber daya alam, misalnya logam, berbagai sistem dan mekanisme
digunakan untuk mengolah logam mentah menjadi barang-barang hasil industri yang
lebih berguna bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan kehadiran mesin-mesin
dengan otak yang bisa mengonversi bahan-banhan berbahaya menjadi menjadi energy
besar. Hal ini membuat pengolahan logam-logam menjadi bisa dilakukan dalam
skala lebih besar.
Peningkatan
kemampuan produksi logam lewat industri logam dan adanya dorongan untuk menjual
barang-barang hasil industri tekstil ke negara-negara jajahannya, mendorong berbagai
negara untuk melakukan suatu terobosan.
Terobosan ini adalah penggunaan alat-alat tranportasi yang bersifat pengangkut
massal dan berkecepatan tinggi. Memang,
pada awalnya, negara-negara maju, yang juga sudah mengalami industrialisasi
setelah Inggris pada 1760 silam, kurang percaya pada konsep angkutan massal
berkecepatan tinggi yang terlebih legi bermesinkan bahan-bahan berbahaya yang
masih kurang dapat dikontrol. Tetapi, pada akhirnya, semua negara akan menjadi pengguna moda transportasi ini, entah
itu terbang, merayap, menyelam, terapung, ataupun yang singgah di orbit planet.
Moda-moda tranportasi ini kemudian dibuat dalam berbagai bentuk dan untuk
berbagai kegiatan. Misalnya, kapal perang, kapal dagang, kapal untuk melakukan
ekspedisi, dan kapal pengangkut manusia. Industri logam dan industri mesin juga
melahirkan sebuah sistem transportasi darat yang baru, yaitu kereta api
bermesin uap. Tujuannyapun sudahtidak terbatas di planet bumi semata. Hal ini
dikarenakan alat-alat transportasi tersebut sudah menjadi pakar dalam memperhitungkan
bahaya.
Tidak
bisa dipungkiri, kemajuan dalam bidang tranportasi setelah dimasuki AI inilah
yang akan menjadi tonggak awal bagi tersebarnya kebudayaan manusia ke berbagai
planet. Kelak, di sana, manusia akan kembali membangun industri untuk tetap
memproduksi AI.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home