Mengenal Ruang Lingkup dan Profesi dari Manajemen Rekayasa (1)
Bicara
soal yang namanya Manajemen Rekayasa, seperti membicarakan sesuatu yang
abstrak. Ya, menurut saya, hal itulah yang sepertinya ada di benak sebagian
masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini tidaklah mengherankan karena Manajemen
Rekayasa sendiri, khususnya dalam bidang pendidikan, adalah ‘barang’ yang baru
datang. Hal ini mungkin sah-sah saja karena jumlah perguruan tinggi yang
mengeluarkannyapun masih bisa dihitung oleh jari.
Apa itu Manajemen Rekayasa ?
Intinya, Manajemen Rekayasa adalah
tentang sebuah bidang rekayasa yang mempelajari sistem manajemen dengan
menerapkan prinsip-prinsip rekayasa dalam merancang, memasang, dan
mengoperasikan proyek rekayasa teknologi pada suatu organisasi. Namun, tidak
cukup sampai di situ saja, Manajemen Rekayasa perlu untuk dijelaskan lebih
dalam kepada masyarakat. Sekali lagi, hal ini dikarenakan kehadiran Manajemen
Rekayasa yang masih baru, terlebih lagi di Indonesia. Manajemen yang ini,
Manajemen Rekayasa, berbeda dengan manajemen umum lain yang bersifat sosial.
Bahkan, masih banyak orang yang salah menganggap Manajemen Rekayasa sebagai
bagian dari Teknik Industri. Oleh karena itu, perlu diberi penjelasan tentang
apa itu Manajemen Rekayasa ? Hal inilah yang akan saya sampaikan dalam tulisan
ini
Ada berbagai pengertian Manajemen
Rekayasa dari berbagai sumber, misalnya bila ditelaah secara harfiah (arti
kata). Manajemen Rekayasa terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan rekayasa.
Singkatnya, manajemen ialah kegiatan penggunaan sumber daya organisasi dalam
mencapai sasaran organisasi. Sedangkan rekayasa adalah penerapan ilmu
pengetahuan lewat kajian, pengalaman, dan praktik demi pemanfaatan bahan dari
alam bagi manusia. Jadi, bila diibaratkan pesawat sederhana, seperti
pengungkit, maka manajemenlah yang mengungkit atau tumpuan untuk mengungkit
rekayasa di dalam Manajemen Rekayasa. Sehingga Manajemen Rekayasa bisa
diartikan sebagai kumpulan perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian keuangan, manusia, benda fisik,
dan informasi umtuk menerapkan matematika dan ilmu pengetahuan alam dengan
pertimbangan dalam pengembangan cara pemanfaatan bahan dan tenaga alam secara
ekonomis untuk kebutuhan manusia secara efektif dan efeisien. Tidak salah bila
Manajemen Rekayasa dianggap sebagai manajemennya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
dan teknik.
Secara singkat, saya mencoba
meluruskan pemahaman tentang hubungan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa.
Teknik Industri berbeda dengan Manajemen Rekayasa. Teknik Industri berkutat di
sekitar pengoptimalan sistem produksi, misalnya di pabrik. Sedangkan Manajemen
Rekayasa berkutat pada penguasaan dan penerapan inovasi teknologi secara
sistemik dan terintegrasi. Misalnya, dalam pemakaian alat-alat mutakhir. Jadi,
Teknik Industri itu membuat proses pembuatan suatu barang menjadi baik dan
lebih baik. Sedangkan Manajemen Rekayasa itu membuat suatu barang yang
diciptakan menjadi lebih berarti dan bernilai sehingga dapat dijual untuk
dipakai.
Manajemen Sosial, yang juga berbeda
dari Manajemen Rekayasa, menggunakan metode-metode penelitian sosial. Sedangkan
Manajemen Rekayasa menggunakan matematika dan IPA untuk mengetahui dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, berfokus pada inovasi. Manajer yang dari Manajemen
Rekayasa mampu merancang dan mengembangkan produk, proses produksi, teknik, dan
teknologi. Manajemen Rekayasa juga merancang standard mutu dan arsitektur
bisnis yang tepat bagi sebuah produk. Singkatnya, manajer dari Manajemen
Rekayasa mampu untuk merencanakan,
mengordinasi, memimpin, dan mengontrol. Namun, meskipun begitu, bukan berarti
Manajemen Sosial dan Manajemen Rekayasa adalah bagaikan air dan api. Dalam
menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan solusi dan sistem manajemen
berbasis rekayasa dan teknik untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
manajer yang dari Manajemen Rekayasa perlu untuk mengetahui ilmu sosial seperti
tentang surat izin, sosiologi, psikologi, model bisnis dan kemampuan
berkerjasama dan memimpin.
Bisa
dikatakan kalau Manajemen Rekayasa bersumber dari pengembangan ilmu Manajemen
Proyek yang memang kuat di Teknik Sipil. Kenapa Teknik Sipil ? Coba anda
bayangkan sebuah pekerjaan pembangunan sebuah bangunan. Pada proses pembangunan
tersebut, ada berbagai tahapan. Jauh sebelum pembuatan fondasi saja misalnya,
sang manajer rekayasa sipil harus memperhitungkan berapa banyak kuli yang
dibutuhkan. Lalu, ia juga harus memikirkan berapa jumlah mandor yang akan
dibawahinya untuk menjadi atasan bagi kuli-kuli yang diperkerjakan. Bahan
seperti apa yang akan digunakan dalam membangun bangunan tersebut. Baik
buruknya dan banyak sedikitnya material dan pekerja akan berdampak pada biaya
yang dibutuhkan. Hal ini juga harus diperhitungkan. Belum lagi kalau sang
manajer rekayasa sipil tersebut harus memikirkan metode-metode pembangunan
bangunan tersebut karena absennya atau tidak diperkejakannya seorang insinyur
teknik sipil yang fokus pada metode pembangunan. Hal ini sendiri dimungkinkan
oleh kemampuan seorang manajer rekayasa untuk menguasai sisi manajemen maupun
sisi rekayasa teknik dari sebuah proyek.
Jadi, Memang
bisa dikatakan kalau Manajemen Rekayasa ada miripnya dengan ilmu Manajemen Proyek
yang memang kuat di Teknik Sipil. Tetapi tetap saja pada dasarnya adalah tentang
bagaimana mengurus sebuah proyek dari hulu sampai hilir sampai mencapai
tujuannya. Jadi di sini, yang diurus adalah proses dalam pembuatan suatu
produk. Ada satu hal yang perlu diingat kalau Teknik Industri sendiri muncul
pertama kali di Amerika Serikat.
Kalau
begitu, apa hubungan Manajemen Rekayasa dan Teknik Industri ? Ibarat naik
sampan sambil menyusuri aliran sungai, Manajemen Rekayasa tinggal di hilir dan
Teknik Industri tinggal di tengah atau pada proses pengoperasian pabrik .
DaSelanjutnya di hilir sungai ditempati oleh orang-orang Manejemen Sosial dan
atau Bisnis. Sudah jelas alurnya. Manajemen Rekayasa akan berurusan dengan kegiatan
riset dasar untuk mengenali dan mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat pada
saat ini, apa-apa saja yang perlu ditingkatkan, dan sebagainya. Lalu, Manajemen
Rekayasa juga melakukan kegiatan desain di mana informasi-informasi hasil riset
tersebut digunakan baik di atas kertas maupun di lapangan. Inilah proses
inovasi itu. Jadi, munculnya inovasi juga ada prosesnya dan melalui
tahpan-tahapan. Manajemen yang ada pada Manajemen Rekayasa terlihat di sini
lewat proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kepemimpinan,dan tidak
lupa juga kegiatan kontrolnya di lapangan. Jadi, sesuai dengan namanya yang
mencerminkan sifat ’jembatan’ antara rekayasa teknik dan manajemen, Manajemen
Rekayasa merupakan jembatan antara Teknik Industri sebagai rekayasa tekniknya
serta Bisnis yang menjiwai manajemennya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home