Dua Sisi Sumatera
Ada beberapa nama pelabuhan yang tenar di Pulau Sumatera seperti antara lain : Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Api Api, Pelabuhan Pulau Nipah, Pelabuhan Buton, Pelabuhan Sungaitohor, dan Pelabuhan Belawan juga yang lainnya yang ada di Pulau Batam dan Kepulauan Riau. Adapula beberapa pelabuhan tenar lainnya dari Pulau Sumatera seperti Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Pulau Telo, Pelabhan dan Teluk Surin, juga yang ada di Sibolga. Apa yang membedakan antara kedua kelompok pelabuhan tersebut ? Bukaknkah mereka semua ada di di Pulau Sumatera dan sekitarnya ? Hal yang membedakan mereka adalah, yang pertama berfokus di Selat Malaka, sedangkan yang kedua berfokus pada Samudera Hindia.
Pelabuhan yang ada di Selat Malaka sudah padat-padat dan ramai dikunjungi dan dilintasi. Contohnya saja Singapura. Sedangkan yang ada di seberang Selat Malaka (Smudera Hindia), masih kurang laris seperti saudaranya di Selat Malaka. Sebagai negara Maritim dan juga sejalan dengan rencana Indonesia tentang tol laut dan poros maritim dunia, perlu ada penarik agar pelabuhan-pelabuhan di sisi lain Pulau Sumatera, meskipun tetap tidak lebih ramai dari yang ada di Selat Malaka, tetapi tidak terlalu signifikan seperti yang terjadi saat ini. Sedangkan bagi putera daerah Samudera HIndia Pulau Sumatera, adalah harus mengupayakan untuk membuat pelabuhan mereka dapat dilihat dunia dan melampaui yang ada di Selat Malaka.
Namun, bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi ? Dapat dikatakan bahwa apa yang dapat ditawarkan oleh daerah di Samudera Hindia lebih sedikit dan kurang menarik dibandingkan Selat Malaka. Namun, tetap saja ada celah. Justru di perbedaan antar sepi dan rami itu lah yang harus diolah agar menjadi keuntungan bagi yang sepi.
Situasi yang lebih sepi ini harus dimanfaatkan, terutama untuk mendongkrak sisi pariwisata di Samudera Hindia Pulau Sumatera. Namun pada awalnya, memang harus ada berbagai subsidi yang dilakukan dan sokongan dana yang diberikan. entah itu bayak atau sedikit, ya harus berkeringat dahulu. Karena dengan begitu, pariwisata lebih bisa dinikmati dengan biaya yang lebih murah akan menarik pengunjung dan akan meramaikan Samudera Hindia Pulau Sumatera.
Harus dibangun jalur baru menuju daerah wisata sekitar Danau Toba, yaitu melalui Sibolga lalu naik sampai ke pegunungan di Sumatere, khususnya Sumatera Utara. Jadi, bukan lagi menlalui jaur 'utama' lewat Belawan atau Kuala Namu atau Medan lagi. Hal ini harus iterapkan dan jalur-jalur baru harus diterapkan dan dibangun di sepanjang pesisir Pulau Sumatera yang menghadap Samudera Hindia lainnya.
Dari segi infrastruktur, harus ada keberanian dan percaya diri bahwa pembangunan adalah untuk menanggulagi apa yang ada di masa depan. Harus berani untuk membangun infrastruktur yang 'besar dan tinggi'. 'Besar' yang saya maksud adalah proyek-proyek yang menggunakan banyak tenaga kerja yang kalau bisa padat modal juga. Proyek-proyek besar serupa Ancol, Sea World, dsb harus dihadirkan di Pulau Sumatera Samudera Hindia. Hal ini akan mendukung industri pariwisata lainnya dan juga kegiatan berbasis kebudayaan lokal lainnya. 'Tinggi' yang saya maksud adalah proyek-proyek tersebut harus dikerjakan dengan menggunakan teknologi tinggi. Hal ini harus dilakukan agar lebih menarik bagi pengunjung internasional. Jadi, di satu sisi, kita menyediakan kapasistas yang besar denga harga bervariasai mulai dari yang murah bagi masyarakat lokal, hingga mewah bagi pengunjung internasional.
Hal ini harus segera dituntaskan agar pembangunan merata, dalam hal ini, dimulai dari keseimbangan di Selat Malaka dan Samudera Hindia yang lewat pembangunan di Pulau Sumatera dan sekitarnya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home