Akankah Eropa Lebih Dahulu Melupakan Agama ?
Kebudayaan Eropa, sudah menyebar dan tak jarang mengungguli kebudayaan-kebudayaan lokal di seluruh dunia. Unggul, itulah kata kuncinya. Kebudayaan Eropa seolah lebih tinggi dari kebudayaan lainnya. Tetapi, apakah kebudayaan yang merupakan hasil dari kecerdasan itu akan membuat Eropa melupakan Tuhan atau paling tidak melupakan agama ?
Dari data-data yang beredar, sebagian negara-negara Eropa memiliki persentase ateis yang lebih tinggi dari yang ada di belahan dunia lain. Namun, bila yang dibandingkan adalah yang di luar ateis, melainkan teis, yaitu antara religius dan ireligius, maka dapat didapati bahwa negara-negara Asia, di samping lebih sedikit persentase ateisnya, justru paling tinggi ireligiusnya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kelak, Asia juga akan mengalami persentase ateis yang lebih tinggi dan meninggi. Karena itulah, sebagai kebudayaan yang dianggap unggul, kebudayaan Eropa yang cenderung diikuti, juga akan menyeret kebudayaan Asia (jika saja kebudayaan Asia mengikuti atau menyaru atau mengadopsi kebudayaan Eropa) ke arah ateis, lebih jauh dari ireligius.
Dunia, kedepannya, akan membutuhkan satu identitas. Apakah kesatuan identitas itu adalah ireligius ? Apakah kesatuan identitas itu salah satunya adalah ateis ? Ataukah akan ada satu agama yang dianut oleh seluruh dunia ? Agama apakah itu kelak ? Apapun itu, di penghujung abad ke-21, kita akan menemui dunia yang sudah memiliki suatu kesepahaman akan hal ini. Hal ini disimpulkan karena beberapa budaya yang berasal dari Asia acap kali dinilai non-praktis dan bersifat menghalangi atau menghambat kemajuan dari kacamata kebudayaan Eropa, kemajuan ekonomi dan ilmu pengetahuan misalnya.
Biarpun begitu, tahap penyatuan menuju kesepahaman tentang agama dan kepercayaan akan Tuhan ini merupakan tahap yang berbahaya. Alih-alih mengadopsi agama, lain, penyatuan ini haru dilakukan secara ' menyenangkan' dan tanpa paksaan. Seandainya saja terjadi pembodohan dan terdapat kebohongan pada tahap ini, maka bisa terjadi perang yang sangat besar. Negara-negara yang ada di dunia yang sedang menyatu satu dengan yang lainnya, bisa kembali ke dalam bentuk puzzle.
Tahap ini sangat berbahaya. Ibaratnya bumi adalah pembilang, maka bila tidak hati-hati, penyebutnya adalah negara dan agama. Belum lagi, di dalam suatu negara dan atau agama terjadi perpecahan antara satu bagian dengan yang lainnya.
Sekarang ini, kebudayaan Eropa bisa dikatakan sebagai pemegang kunci akan hal ini. Tetapi, ke depannya, justru kebudayaan Asialah yang menjadi pemegang kunci. Bila di Asia sendiri, kebudayaan Asia digantikan oleh kebudayaan Eropa, maka dunia akan terseret ke arah dimana ireligius adalah jawaban atas kesepahamannya.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf kalau ada kesalahan kata. Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun dan apapun. Sekian dari saya untuk kali ini, terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home